Tari Hudoq

Keanekaragaman Budaya Suku Daya di Kalimantan – Suku Dayak merupakan penduduk asli Pulau Kalimantan yang masih dapat dijumpai slot qris hingga sekarang. Suku Dayak sejatinya adalah imigran dari Provinsi Yunnan, China Selatan. Mereka kemudian bermigrasi ke bagian utara pulau Kalimantan. Suku ini kemudian terbagi lagi dalam 268 sub suku dan enam rumpun sehingga memiliki budaya yang sangat kaya. Berikut deretan budaya suku Dayak yang wajib Kamu ketahui.

Tato

Tato merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Suku Dayak. Setiap motif tato yang dibuat memiliki makna tersendiri, seperti memuliakan perempuan, pembeda strata sosial, lambang kesukuan serta pencapaian diri sebagai seorang manusia. Karena mengandung unsur spiritual, tato Suku Dayak tidak dapat dipakai sembarangan. Tradisi ini bahkan tak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, namun juga perempuan.

Motif tato yang kerap digunakan oleh masyarakat Dayak adalah motif burung Enggang. Burung ini merupakan burung yang dikeramatkan dan merupakan spesies endemik Kalimantan. Motif lainnya yang juga digambarkan adalah motif tumbuhan, bunga, huruf bahkan wajah seseorang.

Pada masa lampau, tinta slot88 login tato Dayak terbuat dari arang yang ditumbuk hingga halus kemudian diberikan air hingga mengental. Namun saat ini, sudah para seniman tato Dayak sudah menggunakan mesin. Tato Dayak juga tak bisa asal-asalan dilakukan kepada semua orang. Bila melanggar pantangan tato, maka orang tersebut akan tertimpa sial.

Ritual Tiwah

Tiwah merupakan ritual upacara kematian Suku Dayak Ngaju yang masih bisa disaksikan hingga sekarang. Ritual ini dilakukan kepada orang yang sudah meninggal dan hendak dimasukkan ke dalam Runi atau peti mati. Dalam konsep kematian Dayak Ngaju, ritual ini bertujuan untuk meluruskan perjalanan Salumpuk Liau menuju Lewu Tatau.

Masyarakat Dayak Ngaju menganut kepercayaan Kaharingan. Di dalam kepercayaan ini, kematian adalah tahap awal manusia mencapai dunia abadi yakni dunia roh. Bila meninggal, maka manusia akan berganti wujud menjadi arwah yang mereka sebut dengan nama Liau atau Liaw. Liaw ini yang akan diantarkan ke Lewu Tatau atau dunia arwah dalam proses Tiwah. Masyarakat percaya, Liaw yang belum diantarkan melalui Tiwah, akan tetap berada di dunia dan terhambat jalanya ke surga.

Ritual ini dilakuan dalam beberapa tahap dan bisa memakan waktu hingga satu bulan lamanya. Tidak heran, biaya yang dikeluarkan pun terbilang cukup besar, berkisar antara Rp 50 juta hingga Rp 100 juta. Karena itu, ritual ini juga menjadi simbol kesejahteraan dan status sosial setiap keluarga.

Bila ritual Tiwah berlangsung dalam kurun waktu yang lama dan meriah, maka bisa dipastikan keluarga yang menyelenggarakannya slot gacor mempunyai status sosial tinggi. Namun ritual ini juga bisa dilakukan oleh beberapa keluarga sehingga biaya yang dikeluarkan dapat ditanggung bersama.

Upacara Mantat Tu’ Mate

Upacara Mantat Tu’ Mate adalah merupakan tradisi yang dilakukan oleh Suku Dayak Taman dari Kabupaten Kapuas, Kalimantan Barat. Upacara ini merupakan upacara adat untuk mengantarkan orang yang meninggal dunia. Upacara ini berlangsung selama 7 hari dengan diiringi musik serta tari-tarian tradisional. Setelah upacara selesai, jenazah kemudian akan dimakamkan. Bagi masyarakat Dayak Taman, upacara ini melambangkan sukacita karena mereka yang meninggal sudah terlepas dari kehidupan duniawi.

Demikianlah tujuh budaya suku Dayak yang wajib Kamu ketahui. Budaya-budaya ini masih bertahan sampai sekarang dan masih dilaksanakan oleh masyarakat Dayak. Bagi Kamu yang tertarik untuk menyaksikan langsung budaya orang Dayak, bisa datang langsung ke Pulau Kalimantan.

Atur jadwal perjalanan Kamu jauh-jauh hari agar bisa mendapatkan waktu terbaik ketika berkunjung. Pilih destinasi mana saja yang ingin Kamu kunjungi agar rute perjalanan dapat disusun dengan baik.

Bahasa

Karena memiliki ratusan sub suku, masyarakat Suku Dayak memiliki bahasa daerah yang berbeda tergantung dengan lokasi tempat tinggal mereka. Bila dikelompokan, suku Dayak memiliki lima kelompok bahasa yakni Barito Raya, Dayak Darat, Borneo Utara, Sulawesi dan Dayak Melayik. Dari ke lima bahasa tersebut, bahasa Dayak Kenyah merupakan bahasa tertua. Namun jumlah penuturnya sangat sedikit. Hal ini terjadi lantaran warga Dayak Kenyah berdomisili di Kalimantan Timur, yang memiliki banyak kota modern. Karena itu, penggunaan bahasa daerah ini pun mula ditinggalkan.

Tarian

Suku Dayak juga memiliki tari-tarian yang digunakan dalam berbagai ritual adat. Salah satu tarian yang terkenal adalah Tari Hudoq, yang merupakan bagian dari ritual adat Suku Dayak Baharu dan Dayak Modang. Tarian ini dilakukan usai masyarakat menanam padi atau manunggal untuk menghormati para leluhur yang sudah tiada. Tarian berikutnya yang tari Kancet Papatai yang merupakan jenis tarian perang. Tarian ini berkisah tentang pahlawan Dayak Kenyah ketika sedang berperang melawan musuh. Para penari yang menarikannya akan memakai baju perang lengkap dengan perisai. Ciri khas gerakan pada tarian ini adalah lincah dan penuh semangat.

Telingaan Aruu

Budaya suku Dayak berikutnya yang cukup unik adalah Telingaan Aruu, yang merupakan tradisi pemanjangan daun telinga. Tradisi ini boleh dilakukan oleh kaum laki-laki dan perempuan. Namun para lelaki tak boleh memanjangkan telinganya sampai di bawah bahu. Sedangkan para perempuan, mereka boleh memanjangkan telinganya hingga sebatas dada. Agar bertambah panjang, pada daun telinga disapang logam berbentuk lingkaran yang terbuat dari bahan tembaga. Proses penindikan sudah dimulai sejak seseorang masih dalam keadaan bayi. Namun tidak semua sub suku Dayak menjalankan tradisi ini. Hanya beberapa kelompok yang mendiami pedalaman seperti Dayak Bahau, Dayak Kenyah, Dayak Kayaan, Dayak Kelabit dan Dayak Punan.

Tujuan dilakukannya tradisi ini bisa berbeda antara sub suku. Misalnya masyarakat Dayak Kayan memanjangkan telinganya untuk menunjukan identitas bangsawan, Sedangkan sub suku yang menempati desa-desa di hulu Sungai Mahakam melakukan tradisi ini untuk menunjukan umur. Bagi wanita suku Dayak, telinga panjang adalah sebuah simbol kecantikan. Semakin panjang telinga mereka, maka akan dinilai semakin cantik.